Much Yunus Dg Siama (58). Salah satu pengrajin gerabah di Takalar. Sudah 41 tahun pria kelahiran Pattallassang ini, mengais rejeki dari membuat gerabah.Keahlian yang diwariskan orang tuanya.
Gerabah Umega adalah tempat laki-laki berusia 58 tahun ini membuat sekaligus menjual Gerabahnya.
Gerabah Umega berada di Lingkungan Sandi, Jl Baso Dg Tiro (Sandi), Kel. Pattallassang, Kecamatan Pattallassang, Kab. Takalar. Lingkungan Sandi terletak di bagian Selatan Kota Takalar. Berjarak sekitar 5 kilometer dari kantor Bupati Takalar.
Ketika team Radio Harmoni berkunjung sekaligus bagi- bagi radio Galcom ke Gerabah Umega, Dg Siama melayani pembeli dari kalangan Ibu-ibu.
Beliau bercerita asal mulanya menggeluti kerajinan ini “Dulunya produksi di kampung ini hanya gentong, pot, alat dapur, Saya lihat situasinya tidak ada perubahan kalau begini terus.” Kata DG.Siama. “Akhirnya saya kembangkan melalui banyak eksperimen, saya mulai berpikir melakukan inovasi di tahun 80-an dengan cat saja, harga jual bisa berkali-kali lipat.” tambahnya. “Gerabah seperti ini yang biasa dibeli oleh ibu-ibu.” tunjuk Dg Siama ke arah salah satu kreasi gerabah pot bunganya.
Much Yunus Dg Siama membeberkan pemasaran produknya yang kian sudah meluas dan tidak lagi mengandalkan sepenuhnya para pembeli yang datang ke tempatnya, akan tetapi juga telah memasarkan produknya di Media Sosial.
Sekarang pembelinya bukan hanya orang Takalar, tapi juga sudah ada pesanan dari hotel-hotel di Makassar. Kebanyakan mereka pesan gerabah alat dapur. Tempat, sayur, nasi, panci dan kompor, tempat sambal, Mereka mau menampilkan kesan tradisional untuk para tamu,” jelasnya.
“Mereka biasa pesan puluhan gerabah-gerabah kreasi saya.” terang laki-laki pengusaha yang telah memulai bisnisnya sejak 1982 silam ini.
Melalui usaha kerajinan Gerabah ini, Dg. Siama telah mempekerjakan banyak ibu-ibu rumah tangga yang ada di sekitaran tempat tinggalnya yang tidak memiliki pekerjaan, dan melalui usaha kerajinan Dg. Siamani ini ibu-ibu sekiran tempat tinggalnya memiliki penghasilan.